Foto Keluarga 1

Bersama membangun keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah serta bahagia

Foto Keluarga 2

Mbak Ima in action, pentas tari anak ayam di TK Ya Bunayya Kudus

Foto Keluarga 3

Rihlah ke Taman Pintar Yogyakarta, naik replika kerbau dan Pak Tani

Foto Keluarga 4

Silaturrahim Idul Fithri ke keluarga Kedungsari Gebog Kudus

Foto Keluarga 5

Mbak Affaf in action, pentas tari Jarimatika di TK Ya Bunayya Kudus

Minggu, 04 September 2011

KHUTBAH IDUL FITHRI 1432 H:
RAMADLAN BULAN REFORMASI DIRI DAN SOSIAL
Oleh: H. Ahmad Ahid, Lc. MSI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء وإمام المرسلين محمد وعلى آله وأصحابه والتابعين وتابعي التابعين و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي لا نبي ولا رسول بعده. أما بعد ...
فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله حق التقوى لقوله تعالى: يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang berbahagia …
Puji dan syukur kita haturkan ke hadhirat Allah SWT atas kenikmatan yang begitu besar yang kita rasakan di pagi ini, kenikmatan kemenangan setelah satu bulan melawan nafsu. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW, para sahabat dan para tabi’in dan tabi’ittabi’in hingga hari akhir.
Kaum muslimin yang berbahagia …
Tidak lupa, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam arti yang sesungguhnya, yaitu perasaan takut kepada Allah SWT untuk melakukan perbuatan yang melanggar aturanNya, dimanapun dan kapanpun kita berada.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang berbahagia …
Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan pula karena pakaian kita baru. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah Ramadlan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.
Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadlan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadlan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya (HR. Ahmad).
Karena itu seharusnya kita pun bersedih karena Ramadlan yang sudah berlalu belum kita jalani ibadah di dalamnya dengan penuh kesungguhan, banyak di antara kita yang berpuasa hanya tidak makan dan tidak minum, shalat tarawih hanya mengejar jumlah rakaat tanpa kekhusyuan, tilawah Al-Qur’an yang hanya mengejar target khatam tanpa berusaha memahaminya sampai begitu sayang kita kepada harta sehingga tidak mau bersedekah atau hanya sedikit sedekah harta yang kita keluarkan dibandingkan dengan banyaknya harta yang kita miliki. Padahal belum tentu tahun depan Ramadlan bisa kita dapati lagi karena mungkin saja umur kita tidak sampai pada Ramadlan tahun depan sebagaimana hal itu dialami oleh orang tua kita, saudara-saudara, teman dan jamaah kita hingga tokoh-tokoh kita yang sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT, karenanya kita doakan mereka yang sudah mendahului kita semoga diampuni dosa-dosa mereka, diluaskan kubur mereka dan dimasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan oleh Allah SWT.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang berbahagia …
Ramadlan yang baru saja kita lewati menyisakan banyak sekali pelajaran dan hikmah. Di antara hikmah yang dapat kita ambil dari Ramadlan adalah bahwa Ramadlan adalah bulan untuk mereformasi diri dan sosial.
Kaum muslimin dimuliakan Allah …
Ramadlan tahun ini menjadi sangat penting artinya bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Saat mereka menghadapi problem sosial politik yang membelenggu kebebasan berpendapat, berpikir dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan ekspresi dan aktualisasi keimanan mereka. Maka muncullah gejolak reformasi menuntut pemerintahan yang baik di suarakan oleh kaum muslimin di belahan dunia Islam. Mulai dari Tunisia, Mesir, Yaman, Libya, Suria dan negara-negara muslim lain, bahkan menginspirasi ke beberapa negara Asia dan Eropa. Ini artinya bahwa kesadaran kaum muslimin untuk merubah nasib mereka mulai tumbuh. Kesadaran ini semakin tumbuh subur dan berkembang saat mereka memasuki bulan yang mulia, Bulan Ramadlan. Bagi mereka, Ramadlan adalah bulan untuk mereformasi diri sebagai modal untuk mereformasi sosial dan politik.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang berbahagia …
Reformasi diri yang dimaksudkan di sini adalah upaya membangun kembali makna ta’abbud kita kepada Allah SWT. Dengan Ramadlan, kita kembali diingatkan untuk kembali kepada Allah SWT dengan ibadah yang baik dan benar. Ibadah yang baik adalah ibadah yang ikhlas kepada Allah SWT tanpa tercampuri oleh kesyirikan sedikitpun, sedangkah ibadah yang benar adalah ibadah yang dilaksanakan sesuai dengan aturan, tata cara dan petunjuk Rasulullah SAW.
Kaum muslimin yang berbahagia …
Tujuan ibadah adalah terbentuknya kedekatan hamba kepada Tuhannya dan momentum Ramadlan merupakan saat-saat terbaik untuk membangun kedekatan diri kepada Allah SWT. Kedekatan itu dibentuk oleh perasaan bahwa Allah SWT bersamanya dan melihatnya dalam setiap desah nafasnya, duduk dan berdirinya, bangun dan tidurnya, gerak-gerik dan tingkah lakunya. Sehingga dengan tumbuhnya perasaan seperti ini, kita tidak berani untuk melakukan perbuatan yang membatalkan puasa meskipun tidak ada seorangpun bersama kita. Padahal, makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum adalah halal, berkumpul dengan istri juga halal, tetapi Allah SWT melarang kita untuk melakukannya selama kita berpuasa. Bagaimanakah dengan makanan, minuman dan wanita yang tidak halal?
Kaum muslimin yang dirahmati Allah …
Secara lebih luas, perasaan seperti jika tertanam kuat dalam diri kita, maka kita akan selalu berhati-hati dan waspada dalam bertindak, apakah yang kita lakukan sesuai dengan aturan dan kehendak Allah ataukah tidak. Inilah yang pernah ditanyakan oleh Ubai bin Ka’ab kepada Umar bin Khaththab. “Tahukan kamu apa itu takwa?”. Umar bin Khaththab menjawab: “Aku tidak tahu”. Ubai bin Ka’ab bertanya lagi: “Pernahkah kamu melewati jalan yang penuh dengan duri?”. Umar bin Khaththab menjawab: “Pernah”. Ubai bin Ka’ab bertanya: “Apa yang kau lakukan?”. Umar bin Khatththab menjawab: “Aku harus selalu berhati-hati”. Ubai bin Ka’ab menjelaskan: “Itulah takwa”.
Inilah hakikat ketakwaan itu, sehingga Rasulullah SAW berpesan kepada kita untuk senantiasa bertakwa di manapun kita berada, sebab dunia tidak pernah sepi dari duri fitnah, baik fitnah harta, tahta ataupun wanita. Rasulullah SAW bersabda:
اتق الله حيثما كنت
Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah di mana kamu berada
Allah SWT dalam Surat at-Taghabun ayat 14 dan 15 sudah memberikan peringatan kepada kita agar hati-hati dan waspada menghadapi fitnah-fitnah tersebut. Allah SWT berrfirman:
ﭽ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟ ﮠﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﭼ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya sebagian dari istri-istrimu dan anak-anakmu adalah musuh bagimu, maka berhati-hatilah kepada mereka, jika kamu memaafkan, berlapang dada dan meminta ampunan, sesunggunnya Allah maha pemberi ampunan dan maha kasih sayang. Bahwasanya harta-hartamu dan anak-anakmu adalah fitnah dan di sisi Allah pahala yang besar.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah …
Ketika kedekatan diri kepada Allah sudah terjalin baik selama Ramadlan, maka janganlah kita rusak dengan melakukan dosa dan kemaksiatan. Sungguh hanya orang-orang fasiklah yang melakukan kerusakan setelah kebaikan, pengrusakan setelah perbaikan, penghancuran setelah pembangunan. Mereka sombong dan tidak mau sadar atas perbuatan yang dilakukan bahkan mencari pembenaran-pembenaran atas perbuatan yang dilakukan. Allah SWT menggambarkan tingkah polah mereka dalam al-Qur’an:
ﭽ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭼ
Artinya: Dan ketika dikatakan kepada mereka, kemarilah Rasulullah akan memintakan ampun untuk kalian, mereka memalingkan kepala mereka dan kamu lihat mereka menentang dengan kesombongan. Baik mereka telah kamu mintakan ampunan atau belum, Allah tidak mengampuni mereka, sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik.
Jama’ah Shalat Idul Fithri yang berbahagia …
Dari ayat di atas, dapat diketahui bahwa Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang fasik. Mereka tidak akan diberikan bimbingan dan arahan kepada kehidupan yang lebih baik, kecuali kekosongan jiwa, kekeringan hati dan kebimbangan hidup, karena diri mereka jauh dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
ﭽ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ ﰀ ﰁ ﰂ ﰃ ﰄ ﰅ ﰆ ﰇ ﰈ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭼ طه: ١٢٤ – ١٢٦
Artinya: Dan barang siapa yang berpaling dari berdzikir kepadaku maka baginya kehidupan yang susah dan Kami akan bangkitkan ia di hari kiamat dalam keadaan buta. Ia berkata, ya Allah kenapa Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta padahal dulu aku bisa melihat. Allah menjawab, begitulah telah datang kepadamu ayat-ayatku dan kamu melupakannya dan begitulah pula dilupakan hari ini.
Ayat ini menggambambarkan kepada kita kehidupan orang-orang yang lupa kepada Allah, tidak pernah berdzikir kepadaNya. Kehidupan mereka tidak bahagia meskipun bergelimang harta, bahkan saat dibangkitkan nanti di yaum al-Makhsyar, mereka dalam keadaan buta padahal mereka bisa melihat saat di dunia. Di samping itu, Allah juga akan mengirimkan adzabNya di dunia hingga memasukkannya kepada adzab yang sebenarnya di akhirat. Allah SWT berfiman:
ﭽ ﭫ ﭬﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﭼ الجن: ١٧
Artinya: Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada Tuhannya, ia akan dimasukkan ke dalam adzab yang berat.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang berbahagia …
Memperhatikan kondisi masyarakat dan negara yang tidak menentu saat ini kita harus mawas diri dan selalu introspeksi diri, apakah semua yang terjadi karena kefasikan masyarakat dan pemimpin negeri ini. Perlu kita ketahui, setelah bencana-bencana yang dikatakan sebagai bencana alam yang melanda negeri ini mulai mereda dan itupun belum cukup mampu menyadarkan manusia, maka Allah menggunakan cara lain untuk memperingatkan manusia. Cara itu adalah menampilkan kebobrokan masyarakat dan para pemimpin negeri ini. Praktik korupsi, suap, ketidakpastian dan ketidakadilan hukum tidaklah hanya merupakan berita yang menghiasi surat kabar dan media masa. Namun, ia adalah realita kehidupan kita. Ia bukanlah banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus dan lain-lain, melainkan potret bencana moral dan mental bangsa.
Kaum muslimin yang berbahagia …
Sungguh bencana moral dan mental lebih dahsyat dari bencana alam. Bencana alam hanya berlangsung beberapa waktu dan mampu direhabilitasi beberapa tahun. Tapi, bencana moral dan mental akan terwariskan kepada generasi berikutnya sepanjang masa dan masa rehabilitasinyapun tidak bisa dihitung dan ditentukan berapa tahunnya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang dirahmati Allah …
Setelah kita melewati Ramadlan tahun ini, marilah kita tajamkan mata dan hati kita untuk melihat segala peristiwa yang terjadi untuk mengambil pelajaran untuk perbaikan di kemudian hari. Allah SWT sering sekali mengingatkan kita untuk menggunakan mata dan hati kita untuk membaca setiap peristiwa yang terjadi dengan seruan fa’tabiruu ya ulil abshar, Inna fi dzalika la’ibratan li ulil abshar, wama yadzdzakkaru illa ulul albab, innama yatadzkkaru ulul albab dan kalimat-kalimat sejenisnya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah …
Ruh reformasi yang dihembuskan oleh Ramadlan ke dalam diri kita, mari kita kelola dan kita kembangkan dan lebarkan jangkauannya menjadi reformasi sosial dan sampai ke politik agar kita bisa merasakan kebahagian hidup yang hakiki, di dunia hingga ke akhirat. Allah SWT telah menjanjikan kebahagian itu dalam al-Qur’an:
ﭽ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭼ الأعراف: ٩٦
Artinya: Dan seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, maka pasti kami bukakan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan, maka kami berikan balasan atas apa yang mereka lakukan.
Marilah di akhir khuthbah Idul Fithri ini, kita panjatkan doa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk melakukan reformasi diri dan reformasi sosial dan membimbing langkah-langkah kita menuju jalan yang diridlaiNya.
اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه وسلم. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار. اللهم إنا نسألك التقى والعفاف والغنى. اللهم أعز الإسلام والمسلمين ودمر أعداءك أعداء الدين وأهلك الكفرة والمشركين. اللهم انصر إخواننا المجاهدين في كل مكان. اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إلِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ. اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يخافك ولا يَرْحَمُنَا. اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ. ربنا تقبل منا صيامنا وصلاتنا وركوعنا وسجودنا وخشوعنا وسائر أعمالنا. ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العلمين وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Rabu, 20 April 2011

KETIKA BADAI MENGHANTAM PERAHU KAMI … 
Oleh Abdullah Haidir, Lc 

Berlayar mengarungi samudera, jangan berharap kau kan tiba di pulau tujuan tanpa cobaan mendera. Sebelum layar dibentangkan, inilah yang harus terpatri dalam diri menjadi kesadaran. Bahwa berbagai keindahan dari sebuah pelayaran panjang dan kenikmatan di pulau tujuan, berbanding lurus dengan besarnya tantangan yang menghadang. Tak kan pernah kau dapatkan indahnya pemandangan angkasa menjulang di tengah samudera luas membentang, selagi kau masih takut menembus hempasan gelombang. Ini bukan sekedar resiko perjalanan, tapi tlah menjadi aksioma tak terbantahkan. 

Di sini, di perahu ini, kita sedang merangkai keutuhan dan persaudaraan, kesetiaan dan keteguhan, apapun posisi dan kedudukan. Karena kita telah memiliki tujuan, harapan dan mimpi yang sama ingin diwujudkan. Namun, kita tidak pernah menafikan adanya kesalahan, kelalaian dan kekhilafan, bahkan juga kejenuhan, kekecewaan, kemarahan, hingga silang sengketa yang tak terhindarkan. Itu wajar belaka, karena memang tidak satu pun di antara kita yang mengaku tiada cela tiada dosa. Namun kesamaan tujuan, mimpi dan khayalan, kan segera menyatukan, meluruskan langkah ke depan, menghapus resah dan kemarahan, berganti semangat yang terbarukan. Karenanya, kita sambut gembira setiap arahan, nasehat dan pesan-pesan yang dapat menguatkan serta menyatukan, sekeras apapun. Tapi, fitnah yang memecah barisan, tuduhan yang memojokkan, umpatan dan celaan yang menjatuhkan, serta aib yang dibeberkan, apalagi tindakan melobangi perahu agar kandas atau tenggelam, tidak pernah dapat kami terima, baik secara logika apalagi perasaan. Bagaimanapun, kami bukan batu yang diam diketuk palu. 

Di sini, di perahu ini, kita sedang menjadikan badai dan gelombang sebagai ujian kejujuran, sarana muhasabah untuk memperteguh perjuangan, juga sarana belajar menjaga komitmen atas kesepakatan yang tlah dinyatakan. Karenanya, alih-alih badai ini menceraiberaikan atau meluluhlantakkan, justeru dia menjadi moment paling tepat untuk semakin rekat, melupakan kesalahpahaman yang sempat menimbulkan sekat. Mereka di kejauhan, boleh jadi bersorak sorai kegirangan ketika kita terombang ambing di tengah gelombang, berharap satu persatu dari kita tenggelam menjemput ajal menjelang. Tapi tahukah mereka? Justeru saat ini kami rasakan kehangatan tangan saudara kami yang erat saling berpegangan, justeru saat ini kami rasakan kekhusyuan doa-doa untuk keselamatan dan persatuan, justeru saat ini kami semakin yakin bahwa seleksi kejujuran memang harus lewat ujian, justeru saat ini kami jadi dapat membedakan mana nasehat dan mana dendam kesumat, mana masukan bermanfaat dan mana makar jahat, mana senyum tulus persaudaraan dan mana senyum sinis permusuhan. 

Di sini, di perahu ini, justeru di tengah badai gelombang, kita jadi semakin mengerti pentingnya nakhoda yang memimpin dan mengendalikan, juga semakin menyadari pentingnya syura untuk mengambil keputusan, lalu pentingnya belajar menerima keputusan setelah disyurakan. Adanya kepemimpinan dan syura memang memberatkan, karena proses jadi panjang, langkah-langkah jadi terhalang aturan, keinginan sering tertunda menunggu keputusan. Tapi ini tidak dapat kita hindari, karena kita tidak berlayar sendiri, bergerak sendiri, mengambil keputusan sendiri dan menanggung resiko sendiri. Justeru karena kita berlayar bersama, maka kepemimpinan dan syura mutlak harus ada. Kepemimpinan memang bukan nabi yang maksum dan mendapatkan legalitas wahyu dalam setiap kebijakan, kesalahanpun bukan sebuah kemustahilan meski tidak kita anggap kebenaran. Tapi kepemimpinan yang dibangun oleh syura, telah memenuhi syarat untuk disikapi penuh penghormatan dan ketaatan, sepanjang tidak ada ajakan kemaksiatan. Sebagian orang boleh jadi mengatakan ini sikap taklid buta, kita katakan, 'Inilah komitmen kita!' Sebagian lagi katanya merasa kasihan dengan anak buah yang tidak mengerti banyak persoalan dan hanya ikut ketentuan, kita katakan, 'Kasihanilah dirimu yang sering menghasut tanpa perasaan!' 

Di sini, di perahu ini, ketika badai menghantam dari kiri dan kanan, depan dan belakang, teringat perkataan para shahabat dalam sebuah peperangan, tatkala musuh dari luar datang menyerang dan orang dekat menelikung dari belakang, 

'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya' (QS. Al-Ahzab: 22) 

Ibnu Katsir menjelaskan, "Maksudnya, inilah janji Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan, pertanda kian dekatnya kemenangan." 

Riyadh, Rabiul Tsani 1432 H.

Selasa, 18 Januari 2011

KELUARGA PONDASI BANGUNAN MASYARAKAT


KELUARGA PONDASI BANGUNAN MASYARAKAT
Oleh: Ahmad Ahid Ulwan, Lc

A.      DEFINISI KELUARGA
Secara etimologi, keluarga berasal dari bahasa Sansekerta kula dan warga, kulawarga berarti anggota, kelompok kerabat.  Dalam bahasa Arab, keluarga memiliki kesamaan makna dengan usrah. Menurut Ibrahim Mustafa dkk, usrah adalah istri dan kerabat, atau kelompok yang diikat oleh suatu hal yang sama. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak mereka.
Secara terminologi, para ulama mendefinisikan usrah adalah unit dasar dalam masyarakat yang terdiri dari beberapa anggota yang diikat oleh hubungan kekerabatan dan rahim yang memberikan andil dalam kehidupan masyarakat di berbagai sisinya; maddiyah (material), ruhiyah (immaterial), aqaidiyah (idiologi dan keyakinan), iqtishadiyah (ekonomi) dan lain-lain. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
B.      DASAR HUKUM BERKELUARGA
1.       Al-Qur’an Surat An-Nur: 32
 ﭽ ﭑ  ﭒ  ﭓ  ﭔ  ﭕ  ﭖ  ﭗﭘ  ﭙ   ﭚ  ﭛ  ﭜ  ﭝ  ﭞ  ﭟﭠ  ﭡ  ﭢ  ﭣ  ﭤ  
2.       Al-Hadits, riwayat Hakim:
النكاح سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني
3.      Al-Hadits, riwayat Muslim:
يا معشر الشباب ! من استطاع منكم الباءة فليتزوج. فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج. ومن لم يستطع فعليه بالصوم. فإنه له وجاء
C.      HAKIKAT BERKELUARGA
1.       Sunnah Ilahiyah (سنة إلهية), bahwa berkeluarga merupakan aturan Allah yang berlaku bagi seluruh makhluknya. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nahl: 72:
 ﭽ ﰁ  ﰂ  ﰃ  ﰄ  ﰅ  ﰆ   ﰇ  ﰈ  ﰉ  ﰊ  ﰋ  ﰌ  ﰍ  ﰎ   ﰏﰐ  ﰑ  ﰒ  ﰓ  ﰔ  ﰕ  ﰖ  ﰗ  
Allah SWT juga berfirman dalam Surat al-Furqan: 54:
ﯬ  ﯭ   ﯮ  ﯯ  ﯰ  ﯱ  ﯲ   ﯳ  ﯴﯵ  ﯶ  ﯷ  ﯸ  ﯹ 
2.       Faridlah Syar’iyyah (فريضة شرعية). Berkeluarga merupakan perintah Allah SWT dan RasulNya, maka melaksanakannya bernilai ibadah.
3.       Dharurah Basyariyah (ضرورة بشرية). Berkeluarga merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mempertahankan eksistensi dirinya (حفظ النسل). Menjaga keturunan adalah bagian dari maqashid asy-syari’ah. Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
عن معقل بن يسار قال: جاء رجل إلى النبي صلى اللّه عليه وسلم فقال: إني أصبت امرأةً ذات حسب وجمال، وإنها لا تلد أفأتزوجها؟ قال: "لا" ثم أتاه الثانية فنهاه، ثم أتاه الثالثة فقال: "تزوجوا الودود الولود فإِنِّي مكاثرٌ بكم الأمم".
4.       Hajah ijtima’iyyah (حاجة اجتماعية). Manusia disamping makhluk pribadi, ia juga makhluk sosial. Banyak hal-hal yang tidak bisa dilakukan kecuali dengan bersosial. Perintah berta’awun, bertanasukh, amar ma’ruf nahi munkar, musabaqah fi al-khairat, berjihad dan lain-lain semua menggunakan bentuk jamak.
D.      MEMBENTUK KELUARGA YANG SHALIH
1.       Penyiapan diri menjadi pribadi yang shalih (إعداد الشخصية الصالحة). Menjadikan diri pribadi yang shalih membutuhkan pembinaan yang kontinyu dan terarah (mustamirrah muwajjahah). Pembinaan bisa dilakukan secara mandiri maupun mengikuti program-program pembinaan yang dilakukan oleh lembaga atau kelompok-kelompok pembinaan.
2.       Memilih istri yang shalihah (اختيار الزوجة الصالحة). Pada tahap ini, seseorang yang sudah memiliki pribadi yang shalih pasti akan mencari istri yang shalihah. Allah SWT telah menyiapkan laki-laki yang shalih untuk wanita yang shalilah, begitu juga sebaliknya. Allah SWT berfirman:
 ﭽ ﯛ  ﯜ  ﯝ  ﯞﯟ   ﯠ  ﯡ  ﯢ  ﯣﯤ  ﯥ  ﯦ   ﯧ  ﯨﯩ  ﯪ  ﯫ        ﯬ  ﯭ  ﯮ 
Rasulullah SAW memberikan arahan tentang hal-hal yang menjadi pilhan seorang lelaki yang mau menikah. Dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Daruquthni, Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : تنكح المرأة لأربع لمالها وحسبها ودينها وجمالها فاظفر بذات الدين تربت يداك
3.       Membentuk keluarga yang shalih (بناء الأسرة الصالحة).  Setelah seseorang menentukan pilihannya dan diikuti oleh akad pernikahan, maka mulailah ia memasuki gerbang baru membentuk keluarga; membina istri dan anak-anaknya mewujudkan keluarga yang shalihah.
E.       TANGGUNG JAWAB KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
1.       Anak merupakan hasil hubungan cinta suami dan istri (الولد ثمرة الحب). Sebuah kebahagiaan yang besar, ketika pasangan suami dan istri diberikan karunia anak. Maka sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT, disunnahkan melakukan aqiqah pada tujuh hari dari kelahirannya.
2.       Buah yang baik dari bibit dan lahan yang baik (الثمرة الجيدة من بذرة جيدة ومزرعة جيدة). Setiap petani yang mengharapkan hasil panennya baik, terlebih dahulu menyiapkan bibit yang unggul dan lahan tempat menyemai benihnya dengan baik, menjaga kesuburan tanah dan menjaganya dari zat-zat yang membuat benih tidak tumbuh atau tumbuh tidak sebagaimana yang diharapkan.
3.       Penyiapan lingkungan pendidikan yang kondusif (إعداد البيئة الصالحة للنمو). Lingkungan merupakan sarana pembelajaran seorang anak, baik lingkungan di dalam keluarganya, lingkungan pergaulan dengan masyarakatnya, juga lingkungan pendidikan keilmuannya. Ketika semua lingkungan terkondisikan dengan baik, maka seorang anak akan tumbuh dengan baik dan sejalan dengan fitrahnya dimana Allah menciptakan dirinya di atasnya.
F.       MASYARAKAT YANG SHALIH DARI KELUARGA YANG SHALIH
1.       Keluarga yang shalih adalah keluarga yang bertakwa (على أساس التقوى). Takwa adalah mabda, amaliyah dan ghayah. Artinya langkah pertama pembentukan keluarga yang shalih dengan takwa, melaksanakan kegiatan keluarga dengan takwa dengan tujuan dan harapan menggapai derajat takwa.
2.       Ketakwaan mendatangkan banyak manfaat (نتائج التقوى). Takwa adalah kebaikan universial. Bagi yang melakukannya akan mendapatkan banyak sekali manfaat, diantaranya: mendapatkan solusi kehidupan, mendapatkan rizki yang tidak disangka-sangka, kemudahan dalam urusan, dihapuskan kejahatan dalam dirinya serta disediakan baginya pahala yang besar. Allah SWT berfirman dalam Surat ath-Thalaq: 2-5:
 ﭽ ﮀ  ﮁ  ﮂ  ﮃ   ﮄ   ﮅ  ﮆ  ﮇ  ﮈ  ﮉ  ﮊ  ﮋ   ﮌ  ﮍ  ﮎﮏ  ﮐ  ﮑ  ﮒ  ﮓ  ﮔ            ﮕ   ﮖ  ﮗ  ﮘﮙ  ﮚ  ﮛ    ﮜ  ﮝ  ﮞ    ﮟ  ﮠ  ﮡ   ﮢ   ﮣ  ﮤ   ﮥﮦ  ﮧ  ﮨ  ﮩ  ﮪ  ﮫ  ﮬﮭ  ﮮ    ﮯ   ﮰ  ﮱﯓ  ﯔ  ﯕ  ﯖ  ﯗ  ﯘ  ﯙ  ﯚ  ﯛ  ﯜ    ﯝ  ﯞ  ﯟ  ﯠ  ﯡ  ﯢ  ﯣ  ﯤ  ﯥ   ﯦ  ﯧ   ﯨﯩ  ﯪ  ﯫ  ﯬ  ﯭ  ﯮ  ﯯﯰ   ﯱ  ﯲ    ﯳ  ﯴ  ﯵ  ﯶ  ﯷ  ﯸ                 ﯹ  ﯺ  ﯻ  ﯼ  ﯽ   ﯾﯿ  ﰀ  ﰁ  ﰂ  ﰃ  ﰄ       ﰅ  ﰆ  ﰇ  ﰈ  ﰉ   .
3.       Keshalihan pribadi dan keshalihan sosial (أصلح نفسك وادع غيرك). Seorang muslim yang shalih tidak merasa tenang, kecuali ia memperluas jangkauan keshalihannya. Tidak tempat yang ia singgahi, kecuali ia melakukan keshalihan dan mengajak orang lain untuk bersama-sama menciptakan keshalihan di berbagai bidang kehidupan.

Ruqyah Syar'iyyah Kudus